Q1-13, Bakrie Telecom Masih Merugi Rp 97,4 miliar

Ilustrasi (DOK)

JAKARTA (IndoTelko) – PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) masih berkubang dalam lumpur kerugian selama kuartal pertama 2013.

Dalam laporan keuangan perseroan yang dikirim ke Bursa Efek Indonesia (BEI), kemarin, perseroan selama kuartal pertama 2013 membukukan kerugian Rp 97,47 miliar menurun sekitar 71% dibandingkan periode sama tahun lalu yang rugi sebesar Rp 336,8 miliar.

Aset perseroan hingga kuartal pertama 2013 sebesar Rp 8,89 triliun menurun dari posisi 31 Desember 2012 sebesar Rp 9,052 triliun.

Kerugian yang dialami perseroan karena tekanan yang kuat di beban keuangan, operasi dan pemeliharaan, serta penyusutan. Biaya pemeiliharaan selama kuartal pertama 2013 sebesar Rp 119,45 miliar, biaya penyusutan (Rp 226,5 miliar), dan keuangan (Rp 155,3 miliar).
 
Chief Executive Officer Bakrie Telecom Jastiro Abi menyatakan perseroan mulai menunjukkan kinerja yang membaik di kuartal pertama 2013 hal itu terlihat dari terjadinya pertumbuhan di pendapatan dan laba usaha.

Tercatat, selama kuartal pertama 2013 perseroan memiliki pendapatan usaha bruto sebesar Rp 683,9 miliar atau naik 1,5%  dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp  673,3 miliar.

Sementara pendapatan bersih selama kuartal pertama 2013 setelah dikurangi diskon dan beban interkoneksi sebesar Rp 582,4 miliar naik 10,6%   dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp 526,5 miliar.

Kontribusi pendapatan berasal dari jasa telekomunikasi sebesar Rp 615,9 miliar dan interkoneksi Rp 67,9 miliar.
Perseroan juga  berhasil membukukan laba usaha Rp 50 miliar pada kuartal I 2013 jauh lebih baik dibanding periode yang sama 2012 mengalami rugi Rp 170 miliar.

"Ini merupakan titik balik setelah selama 2 tahun Bakrie Telecom mengalami rugi usaha," katanya.

Sedangkan Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) dari Rp 191 miliar menjadi Rp277 miliar atau naik 45 persen. Total utang Bakrie Telecom berkurang sebesar Rp 643 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Perusahaan terus melakukan perbaikan dalam hal pelayanan kepada pelanggan melalui program-program yang fokus untuk berinovasi pada pelayanan terhadap pelanggan Esia, serta melakukan penghematan biaya operasional atau operating expenses yang cukup signifikan," katanya.

Sebelumnya, Lembaga pemeringkat Fitch Ratings menurunkan peringkat jangka panjang mata uang asing dan mata uang lokal Issuer Default Ratings (IDR) milik PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dari CCC menjadi CC.Tak hanya itu, Fitch juga telah menurunkan peringkat obligasi sebesar US$ 380 juta yang akan jatuh tempo pada Mei 2015.(ct)