Hasnul Suhaimi: Pendapatan XL Nomor Dua

Hasnul Suhaimi (DOK)

The Last Man Standing. Inilah julukan yang pantas diberikan kepada Hasnul Suhaimi di industri telekomunikasi nasional saat ini.

Urang awak yang lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 23 April 1957 silam ini adalah generasi terakhir dari para pimpinan operator telekomunikasi  era 2006 yang masih bertahan di jabatannya.

Rekan seangkatan Hasnul, seperti Johnny Swandi Sjam (ex Dirut Indosat), Harry Sasongko (ex Dirut Indosat), Sarwoto Atmo Sutarno (ex Dirut Telkomsel),  atau Rinaldi Firmansyah (Ex Dirut Telkom) telah lengser.
 
Namun, Pria yang akrab disapa HSI ini masih melenggang dan terus dipercaya oleh pemegang saham XL Axiata untuk melanjutkan perubahan yang dilakukannya di operator itu sejak 2006 silam.

Di masa kepemimpinannya, XL memang selalu mencatat kinerja yang kinclong. Pendapatan XL pertumbuhannya selalu berada di atas rata-rata industri.

Dalam laporan keuangan 2012, anak usaha Axiata ini menyatakan meraih keuntungan hanya sebesar Rp 2,765 triliun pada 2012 atau turun 2% dibandingkan 2011 sebesar Rp 2,83 triliun.

Pada 2012 anak usaha Axiata ini meraih pendapatan sebesar Rp 21.278 triliun atau naik 15% dibandingkan 2011 sebesar Rp 18,468 triliun.

Apa rencana HSI ke depannya? IndoTelko sempat mewawancarai penggemar golf ini dalam berbagai kesempatan, berikut kutipannya.

Kinerja XL dua tahun terakhir di  bottom line agak slip?
Memang benar. Ini karena belanja modal kami pembayarannya banyak pakai dollar AS. Kita kan sedang membangun jaringan dulu, pendapatannya datang belakangan. Konsep di selular itu selalu seperti itu, Anda bangun jaringan, setelah itu diisi dengan kapasitas dan trafik. Ke depan trafik data akan mulai signifikan bagi keuntungan, itu buah investasinya.

XL pada 2012 dianggap banyak diam, kenapa?
Kami ini beberapa tahun lalu adalah pionir tarif murah.Kala itu kita menurunkan tarif dari Rp 1.500 per menit menjadi Rp 25 per detik lalu, turun Rp 10, kemudian Rp 1 dan Rp 0,1.Kompetisinya berjalan. Dua tahun belakangan kami melihat kita tidak bisa lagi bicara tarif  murah, pasalnya di masyarakat  pun tren berubah. Kualitas mulai dikedepankan. Dengan begitu kita mendapatkan Average Revenue Per user (ARPU) yang lebih baik dan pelanggan berkualitas. Karena itu kami tak lagi melihat jumlah pelanggan, tetapi pendapatan yang diraih. Urusan pendapatan seluler, XL itu nomor dua di industri.

Apa tujuan program Insentif Jangka Panjang (Long Term Incentive/LTI) 2012-2015 Grand Date III?
Kami  ingin memberikan penghargaan kepada karyawan berprestasi dan menekan turn over. Saya selalu menekankan  integrity, team work, dan service excellence bagi semua karyawan. Bagi saya seorang leader itu harus bisa menjadi fasilitator. Ia harus sanggup menjembatani antara keinginan dan ide-ide yang muncul dari bawah terhadap atasan yang lebih tinggi.Leader juga harus bisa menjadi decision maker untuk sebuah keputusan setelah mendengar segala masukan dari segenap jajaran terkait.

XL baru saja mendapatkan tambahan blok ketiga di 3G, apa langkah selanjutnya?
Kami akan meningkatkan kapasitas. Ini lumayan menghemat investasi karena tidak perlu membangun banyak BTS untuk merapatkan yang bolong-bolong.  Tetapi kami tidak akan meninggalkan 2G, karena realitanya  85% pengguna ponsel masih 2G. Di XL, 75% BTS kami juga masih 2G, baru sisanya 3G.

Saat ini sedang marak diperbincangkan teknologi baru, misalnya 4G. menurut Anda?
Teknologi baru itu sesuatu yang baik saja asalkan memberikan dampak positif bagi ekosistem. Jangan sampai teknologi baru hadir justru menambah pusing. Misal di 4G, kita harus pikirkan juga bagaimana ada sharing infrstruktur di belakangnya misalnya di backbone dan backhaul agar penyelenggaraan 4G itu lebih terjangkau. Kalau investasi awal sudah tinggi, tarif ke  pelanggan itu menjadi mahal.

Konsep MVNO banyak diwacanakan untuk teknologi baru, menurut Anda?
Mobile Virtual Network Operator (MVNO) untuk mengatasi kendala keterbatasan infrastruktur saya setuju. Tetapi kalau hanya ingin menambah pemain untuk menjual produk itu membuat suasana makin bising. Konsep MVNO ini efektif menekan biaya investasi dan mengadopsi teknologi baru. Misalkan, untuk layanan di atas pesawat, kami lebih cenderung memilih, nanti kita tinggal settlement billing saja dengan pemilik  infrasturktur jika ada pengguna XL yang menggunakan layanan tersebut.

Anda melepas saham di XL belum lama ini, kenapa?
Iya,  saya sudah lama ingin melepas sebagian saham di harga yang bagus. Saya gunakan hasil penjualan itu untuk investasi di properti. Kala saya melepas saham ini banyak Isu beredar saya mau pergi dari XL, padahal kontrak masih ada. Perpanjangan kontrak saya itu baru tahun depan.(id)