Telkom Sebaiknya Reposisi Strategi Ekspansi

Gatot S Dewa Broto (DOK)

JAKARTA (IndoTelko) – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) disarankan untuk mereposisi strategi ekspansinya ke pasar internasional agar tidak mengalami kegagalan layaknya di Myanmar.

“Sudah menjadi fakta strategi yang dipakai Telkom tidak berhasil di tender seluler Myanmar. Mungkin perlu evaluasi secara khusus tidak hanya mencari penyebab kegagalannya, tetapi yang lebih penting adalah mereposisi strategi bisnis internasionalnya, karena tanpa itu dikhawatirkan kegagalan dapat terulang kembali,” saran Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo Gatot S Dewa Broto di Jakarta, Jumaat (12/4).

Dikatakannya, sebagai regulator teknis di industri telekomunikasi, pihaknya  mengapresiasi aksi Telkom  ikut tender seluler di Myanmar sebagai bagian dari  orientasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu  tidak hanya menjadi jago kandang, tetapi juga sebagai operator kelas dunia.

Bagi Gatot, alasan yang digunakan Telkom tidak lolosnya ke babak final di tender karena adanya perbedaan persepsi agak sulit diterima karena sudah menggandneg mitra lokal.  

"Ke depan ada baiknya Telkom  belajar dari sektor migas dan konstruksi saat masuk pasar di Timur Tengah, Afrika Utara, dan beberapa negara Asia Tenggara,” katanya.

Diungkapkannya, para pemain yang sudah biasa berbisnis ke luar negeri biasanya  menjalin hubungan  dengan memanfaatkan jalur antar pemerintah atau G to G.

“Secara psikologis itu cukup berpengaruh untuk mem-persuade otoritas setempart jika ada tender semacam itu. Bahasa strategi militernya, pengkondisian terhadap  target operasi,” katanya.

Untuk Myanmar, lanjut Gatot, sebenarnya   citra Indonesia di negeri itu  cukup tinggi dalam kapasitas sebagai negara terbesar di Asean.

“Memang tender itu sangat independen dan bebas campur tangan pemerintah. Tetapi fakta dimanapun pengaruh kedekatan G to G tidak bisa diremehkan. Ini bukan Kominfo yang tidak aktif, tetapi justru Telkom yang harus aktif mengajak Kominfo, Kemlu dan instansi lain terkait. Jika Telkom menang di tender internasional itu kebanggan bersama,” tandasnya.

Sebelumnya, pemerintah Myanmar menyatakan Telkom tak lolos menuju babak final di tender untuk dua lisensi seluler. Peserta yang lolos adalah  Konsorsium Bharti Airtel, Konsorsium Vodafone dan China Mobile, Telenor, SingTel, Axiata, Konsorsium MTN, Bermuda Digicel, France Telecom, Qatar Telecommunications, Millicom International, Viettel Group, dan KDDI Corporation.

Pemicu tak lolosnya Telkom adalah tak memenuhi syarat sebagai operator yang pernah beroperasi selama dua tahun dengan satu juta pelanggan di luar negeri. Telkom sendiri dalam menghadapi tender seluler tersebut menggandeng Myanmar Telecom.(id)