Telkomsel Optimistis Jaga Pertumbuhan

Abdus Somad Arief (DOK)

JAKARTA (IndoTelko) – Penguasa seluler nasional, Telkomsel, optimistis mampu menjaga pertumbuhan pendapatan di kisaran dobel digit pda tahun ini layaknya yang terjadi tahun lalu.

“Kita optimistis mampu mencetak kinerja sama dengan tahun lalu. Strategi dan perencanaan yang matang sudah disiapkan untuk menuju ke kinerja positif,” ungkap Direktur Jaringan Telkomsel Abdus Somad Arief kala menjadi pembicara dalam diskusi 4G: New Tech, New Services, New Needs, yang digagas IndoTelko, kemarin.

Sekadar diketahui, banyak analis memprediksi pada tahun ini  pertumbuhan industry seluler  hanya di kisaran 7-8%.

Selama 2012 anak usaha Telkom ini mendapatkan pendapatan sebesar  Rp 54,53 triliun  atau naik 12%  dibandingkan 2011 sebesar  Rp 48,73 triliun. Perolehan itu diatas harapan pasar yang memprediksi Telkomsel tumbuh 10,6%  pendapatannya.

Sedangkan keuntungan yang diraih perseroan selama 2012 sebesar Rp 15,72 triliun   atau naik 23% dibandingkan 2011 sebesar  Rp 12,82 triliun.

Dampak dari kinerja Telkomsel yang kinclong ikut mengerek performa dari induk usaha, Telkom, pada 2012. Selama 2012. Keuntungan yang dibukukan sebesar Rp 12,85 triliun selama 2012 atau naik 17,2% dibandingkan 2011 sebesar Rp 10,97 triliun.
 
Ini adalah pertama kalinya Telkom kembali merasakan pertumbuhan bottom line dalam kondisi dobel digit setelah selama beberapa tahun belakangan hanya bisa tumbuh tipis. Telkomsel memasok 70% dari pendapatan Telkom.

Pria yang akrab disapa ASA ini menegaskan,   kinerja Telkomsel yang  dobel digit tahun lalu dari sisi topline dan bottomline bukan kebetulan. “Tren positif itu akan kita jaga juga tahun ini,” tegasnya.

Dua Strategi
Diungkapkannya, Telkomsel mengandalkan  dua strategi untuk menjaga momentum positif di 2012 berlanjut ke 2013.

Pertama mengandalkan basic services seperti suara dan SMS. Kedua membangun ekosistem digital sebagai bisnis masa depan.

“Kita harus akui revenue itu masih di jaringan 2G.  Apalagi pengguna masih banyak mengakses data dengan 2G melalui Enhanced Data rates for GSM Evolution (EDGE) atau General packet radio service (GPRS). Terutama pengguna BlackBerry yang tak rela kehabisan baterai karena jika akses via 3G itu boros tenaga di perangkat konsumen,” jelasnya.

Diakuinya, saat ini revenue per BTS 3G milik Telkomsel memang belum optimal, tetapi dengan pertumbuhan smartphone yang terus dobel digit dan berbasis 3G, diyakini jasa data akan mampu menjadi penopang pendapatan Telkomsel.

“Inilah alasan 70%  pembangunan  dari  15 ribu BTS Telkomsel pada tahun ini  merupakan Node B atau 3G. Kita tengah bangun ekosistem data, jika perangkat dan aplikasi harganya terjangkau, waktunya menuai hasil. Kita punya target pada 2015 itu jasa data berkontribusi sepertiga bagi total omzet,” jelasnya.(id)