JAKARTA (IndoTelko) – Jepang menjadi negara pertama di dunia dimana pendapatan jasa data bisa melebihi suara.
Jasa data di Jepang mencapai US$ 48 miliar atau setara Rp 446 triliun, sedangkan jasa suara sebear US$ 46,5 miliar atau setara Rp 451,4 triliun pada tahun lalu.
Dikutip dari ZDNET belum lama ini, tingginya jasa data di negeri Matahari Terbit itu karena jaringan yang digunakan oleh operator sudah berkecepatan tinggi, sedangkan masyarakatnya sudah terbiasa dengan perangkat berbasis data.
GSMA sendiri memprediksi kondisi seperti yang dialami Jepang akan terjadi pada 2018 dimana jasa data akan memiliki pendapatan sebesar US$ 559 miliar atau setara Rp 5.427 triliun sedangkan jasa suara sebesar US$ 547 miliar atau setara Rp 5.310 triliun.
Namun, beberapa negara akan mengalami kondisi jasa data menjadi superior lebih cepat. Argentina diprediksi akan mengalaminya tahun ini, lebih dulu dibanding Amerika Serikat dan Inggris. Kedua negara ini diprediksi baru akan mengalami jasa data menjadi kontributor utama pada 2014.
Pada 2013, jasa data di Argentina diprediksi US$ 5.22 miliar, sedangkan suara US$5.16 miliar. Di Amerika Serikat jasa data pada 2014 akan sebesar US$123.9 miliar, sedangkan suara US$105.8 miliar. Sementara di Inggris jasa data bisa mencapai US$14.2 miliar, suaranya US$13.9 miliar pada 2014.
Sedangkan Indonesia menurut Frost & Sullivan pada 2012 total pendapatan jasa mobile sebesar Rp 134.534 triliun sedangkan pada 2013 sebesar Rp 149.771 triliun. Kontribusi jasa data bagi operator besar baru di kisaran 20-30% ke total omzet.(ak)