2013, Belanja TIK Capai Rp 315.384 triliun

Ilustrasi (Dok)

JAKARTA (indotelko) – Belanja Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia pada 2013 diperkirakan mencapai US$ 32,8 miliar atau setara Rp 315.384 triliun. Angka ini naik 10% dibandingkan 2012 sebesar US$ 29.52 miliar atau setara Rp 280.76 triliun.

Head of Indonesia Operations IDC Indonesia Sudev Bangah mengungkapkan, nilai di atas berasal dari belanja sektor Teknologi Informasi sekitar US$ 15.8 miliar atau setara Rp 151.9 triliun rupiah dan sector  telekomunikasi sekitar US$ 17 miliar atau sekitar Rp 163.46 triliun.

“Naiknya belanja TIK di Indonesia akan dipicu oleh tumbuhnya Foreign Direct Investment (FDI), kondisi ekonomi Indonesia yang stabil, dan beberapa proyek pemerintah untuk mendukung peningkatan akses broadband,” katanya di Jakarta, belum  lama ini.

Diperkirakannya, sekitar 70%-80% belanja TI  tahun depan akan terserap untuk belanja piranti keras seperti  smartphone, komputer tablet, dan notebook. Sisanya untuk software dan services.

Data IDC menyebutkan sampai kuartal ketiga 2012, pasar tablet Indonesia hampir menyentuh angka 1 juta unit. Sedangkan pada 2013, pengiriman tablet di Indonesia diperkirakan mencapai 2 juta unit.

Sementara untuk kategori PC, diprediksi IDC pada 2012 mencapai  5,2 juta unit PC, dimana hampir 4 juta unit merupakan notebook PC. Sisanya adalah desktop PC. Sedangkan di 2012, prediksi netbook yang terjual 700 ribu unit.

Untuk proyeksi 2013, IDC memperkirakan pengiriman PC akan mengalami kenaikan 5-6 persen, di antaranya 4 juta dari notebook PC.

Dikatakannya, potensi peningkatan belanja TI di Indonesia mengingat akan banyak perusahaan asing membutuhkan konektivitas ke kantor pusatnya di negara lain. “Kebutuhan koneksi itu membuka kebutuhan di belanja perangkat keras, penggunaan cloud computing, serta permintaan terhadap  data center, dan data recovery center (DRC),” katanya.

Penetrasi  
Lebih lanjut diperkirakannya, pada 2013 penetrasi TIK jika melihat penggunaan internet dan personal computer (PC) masih di bawah 30% terhadap populasi.

Pada 2012 penetrasi TIK Indonesia diperkirakan sebesar 20%-25%. Angka ini di bawah  Singapura (90%), Malaysia (56%-60%),  dan Thailand sekitar 40%.

Dikatakannya, Indonesia masih fokus membangun penetrasi internet melalui jaringan broadband, baik fixed broadband maupun wireless atau mobile broadband. Mobile broadband akan menjadi kunci utama utilisasi TIK dibanding fixed broadband dengan pertumbuhan rata-rata tahunan (CAGR) 55% hingga 2016.

Pada 2012 pangsa pasar jasa mobile broadband mencapai US$ 650 juta atau setara Rp 6.25 triliun dengan 31 juta pelanggan yang tumbuh 80% dari tahun lalu.

Sebelumnya, Menkominfo Tifatul Sembiring menargetkan  penetrasi broadband di Indonesia bisa menyentuh 100% populasi penduduk pada 2015.  

Salah satu senjata andalan adalah mulai dijalankannya proyek  Palapa Ring adalah  dengan bentangan serat optik  sekitar  57.087 kilometer, kabel laut sepanjang 35.280 kilometer, dan kabel darat 21.807 kilometer. Investasi untuk proyek ini sekitar US$ 300 juta - US$ 700 juta atau Rp 2.9 triliun sampai Rp 6.7 triliun.

Kementerian Komunikasi dan Informatika mengklaim  Kementerian Keuangan telah memberikan izin terhadap penggunaan dana sebesar Rp 5 triliun - Rp 7 triliun dari layanan universal service obligation (USO), untuk menyelesakan pembangunan Palapa Ring pada tahun depan.

Sebenarnya, untuk proyek Palapa Ring ini sebagian telah dijalankan Telkom. Tahap I, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu  telah menyelesaikan proyek  Mataram-Kupang Cable System (MKCS)  sepanjang 1.041 km yang menelan biaya sekitar  Rp 600 miliar.

Telkom rencananya akan menender pekerjaan tahap II yang akan  menelan investasi sekitar  Rp 2,4 triliun  dengan panjang serat optik sekitar 4 ribu km. Rute yang akan dilalui adalah Menado, Ternate, Halmahera, Ambon, Fak-fak, Timika, hingga Sorong.

Pada semester I 2013, tender akan menentukan pemenang diantara  NEC, Fujitsu, dan ASN.(id)