Hasan Aula: BlackBerry Masih Kuat

Hasan Aula (net)

Kala Hasan Aula bergabung dengan  PT. Teletama Artha Mandiri (TAM) pada medio  2010 lalu, banyak kalangan yang kaget dengan keputusannya.

Bagaimana tidak, sebelum menjadi Presiden Direktur di TAM, Pria lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini selama 12 tahun menjadi Country Manager, Executive Advisor dan Direktur di Nokia Mobile Phones Indonesia.

Bisa dikatakan, sosok Hasan tak bisa dilepaskan dari kejayaan Nokia. Berpindahnya Hasan ke bisnis distribusi tentu menjadi perhatian banyak kalangan.

TAM sendiri adalah  anak usaha PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) yang mendistribusikan  ponsel merek BlackBerry, Sony, Samsung, dan Venera (merek lokal).

Pada semester I-2012 TAM menjadi salah satu penopang dari pendapatan ERAA karena kuatnya pasar BlackBerry di Indonesia.

Berikut kutipan wawancara indotelko dengan salah satu penyabet The Best Top Ten CEO award dari  Swa Leadership survey pada  2003 dan 2004 ini usai paparan publik kinerja ERAA untuk semester I-2012, belum lama ini

TAM memiliki arti strategis bagi ERAA?

Benar, karena kontribusi dari TAM lumayan besar bagi ERAA pada semester pertama 2012. Ini tak bisa dilepaskan dari penjualan  BlackBerry yang lumayan kuat menguasai pangsa pasar smartphone di Indonesia.

Smartphone akan terus berkembang di Indonesia?

Tentu. Jika tahun lalu industri smartphone di Indonesia tumbuh sebesar 40% dari sisi nilai. Tahun ini, pertumbuhannya diprediksi lebih tinggi lagi dari tahun lalu. Pasalnya konsumen Indonesia itu punya kecenderungan menggunakan dua ponsel. Belum lagi di daerah yang mulai melirik smartphone dan bermunculannya merek baru.

Apa syarat satu merek smartphone bisa sukses?

Produk itu harus memiliki ekosistem. Mulai dari perangkatnya, aplikasi, hingga pengembang aplikasi. Ini yang terjadi di BlackBerry, Android, atau Apple.

Strategi apa yang disiapkan untuk smartphone?

Strategi perusahaan adalah agresif membangun toko-toko smartphone dengan skala toko besar atau megastore dan toko eksklusif untuk brand tertentu, seperti BlackBerry Store dan Samsung Mobile Plaza        

Bagaimana dengan merek lokal?

Produk dari merek lokal sekarang mulai tertekan dari merek ternama yang melakukan penetrasi di pasar yang selama ini merek lokal bermain. Ini semakin berat karena konsumen Indonesia punya preferensi kala membeli satu produk

Bagaimana dengan produk TAM, ponsel Venera?

Kami tetap mengembangkan Venera karena pasarnya ada. Venera bermain di candy bar untuk segmen bawah dan akan dicoba bermain di segmen atas dengan melepas produk tablet.(id)